Tuesday 26 January 2016

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN DAN KOMUNIKASI BISNIS
“komunikasi dalam kelompok dan negosiasi”

OLEH KELOMPOK XIII:
1.Ryan Yuniawan (13423163)
2.Fathul Aziz (13423055)
3.Isnaini Nururrosida
4.Maria Martiani
5.Annissa Nurhanifah Hariyadi
6.Ega Sabtina
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran dan Komunikasi Bisnis
Dosen Pengampu: Tulasmi, SEI, MEI



PRODI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
LATAR BELAKANG MASALAH
Komunikasi adalah suatu proses atau kegiatan penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi adalah tindakan penting bagi kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara perorangan, kelompok, atau organisasi, karena itulah komunikasi sangat penting untuk kita pelajari.
Sedangkan negosiasi merupakan kegiatan yang tidak lagi terdengar asing di telinga kita, dan Negosiasi itu sendiri merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk di dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu. Namun tidak semua negosiasi yang kita lakukan dapat berjalan sesuai kehendak, ada kala berjalan lancar dan tidak.
Dalam makalah ini penulis ingin memaparkan mengenai segala sesuatu yang berkaitan mengenai komunikasi negosiasi itu sendiri, dan juga makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Manajemen pemasaran komunikasi dan bisnis.








DAFTAR ISI
BAB I: SEKILAS TENTANG KOMUNIKASI
A.   PENGERTIAN KOMUNIKASI

B.   UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

C.   PROSES KOMUNIKASI

D.   BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI

BAB II: NEGOSIASI
A.   PENGERTIAN NEGOSIASI

B.   PROSES BERNEGOSIASI

C.   TIPE-TIPE NEGOSIATOR


BAB III: KESIMPULAN
A.   KESIMPULAN

B.   DAFTAR PUSTAKA





BAB I : SEKILAS TENTANG KOMUNIKASI
A.PENGERTIAN KOMUNIKASI
Dennis murpy dalam bukunya better business communication sebagaimana di kutip oleh Drs.Ig Wursanto (1994) dalam bukunya komunikasi kantor mengatakan communication  is the whole procces reach ather minds (komunikasi adalah seluruh proses yang di gunakan untuk mencapai pikiran-pikiran orang lain) menurut harwood ’communication more tekhnically difined as a process for condaction the memories’ (komuninikasi di definisikan secara lebih tekhnis sebagai suatu proses untuk membangkitkan kembali ingatan-ingatan)
Logman dictionary of contemporary englis h memberikan definisi tentang communicate sebagai upaya untuk membuat pendapat,mengatakan perasaan untuk menyampaikan imformasi dan sebagainya agar di ketahui dan di pahami oleh orang lain(to make opinion, feeling, imformation, etc know of understanding others).arti lain yang juga di kemukan dalam kamus tersebut adalah berbagi (to share) atau bertukar (to exchange) pendapat, perasaan, imformasi dan sebagainya .adapun comunication di artikan sebagai tindakan dan proses berkomunikasi (the actor procces of communicating).
Masih banyak definisi lain selain yang telah di kemukakan, akan tetapi dari sekian banyak definisi yang ada, bisa di sarikan bahwa komunikasi adalah suatu kata yang mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain, yang berupa percakapan biasa, membujuk, mengajar, dan bernegosiasi.

B. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang mutlak harus di penuhi, ketiga unsur komunikasi itu merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. apabila salah satu unsur tidak ada, komunikasi tidak akan terjadi dengan demikian, setiap unsur dalam komunikasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan satu dengan yang lainnya, artinya keberhasilan komunikasi di tentukan oleh semua unsur tersebut, ketiga unsur komunikasi tersebut itu adalah sebagi berikut.
1.       komunikator (sender/pengirim)
Komunikator (sender) adalah orang yang menyampaikan isi pernyataanya kepada komunikan. komunikator bisa perorangan, kelompok, organisasi pengirim berita.
Tanggung jawab utama dari seorang komunikator (sender/pengirim) adalah:
1.               Mengirim pesan dengan jelas
2.               Memilih saluran atau media (chanel) yang cocok untuk mengirim pesan
3.               Meminta kejelasan bahwa pesan telah di terima dengan baik
Untuk itu, komunikator dalam menyampaikan pesan, imformasi, berita harus memperhatikan orang yang di ajak berkomunikasi, hal yang akan di sampaikan dan cara menyampaikannya. dalam menyampaikan pesan, komunikator harus menyesuaikan dengan tingkat pengetahuan pihak penerima.
2.       komunikan (reciever/penerima)
Komunikan atau penerima adalah partner atau rekan dari komunikator dalam komunikasi, sesuai dengan namanya ia berpran sebagai penerima berita dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima selau bergantian sepanjang pembicaraan. penerima mungkin mendengarkan pembicaraan atau menuliskan teks atau menginteprasikan pesan dengan berbagai cara.
Tanggung jawab penerima pesan adalah:
1. Berkonsentrasi pada pesan untuk mengerti dengan baik dan benar akan pesan yang di terima
2. Memberikan umpan balik kepada pengirim untuk memastikan pembicara pengirim bahwa pesan yang telah di terima dan di mengerti. hal ini sangat penting terutama pada pesan yang di kirimkan melalui lisan.
3.       chanel (saluran/media)
Chanel adalah saluran atau jalan yang di lalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan, atau jalan yang di lalui feedback komunikan kepada komunikator yang di gunakan oleh pengirim pesan, pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat di gunakan untuk mengirim melalui berbagai chanel yang berbeda seperti, telepon, televisi, faksimili, fotokopi, hand signal, e-mail, sandi morse, sms dan sebagainya. pemilihan chanel dalam proses komunikasi bergantung pada sifat berita yang akan di sampaikan (wursanto,1994) ada tiga macam bentuk berita yaitu:
1. Berita yang bersifat audible, yaitu berita yang dapat di dengar, baik secara langsung maupun tidak langsung (telepon,radio dan lonceng)
2. Berita yang bersifat visual,yaitu berita yang dapat di lihat,yang berbentuk tulisan, gambar poster serta tanda seperti sinar lampu, bendera dll.
3. Berita yang bersipat audio-visual yaitu berita yang dapat di dengar dan di lihat,baik melalui televisi, film, pameran maupun kesenian.


C.PROSES KOMUNIKASI
Sebelum masuk dalam proses komunikasi dengan komunikan di dalam pikiran komunikator terjadi semacam rangsangan atau stimulus. rangsangan ini terjadi karena faktor di luar dirinya, atau karena adanya faktor di dalam dirinya menyampaikan pesan dari dirinya sendiri,yaitu hasil olahan pikiran yang ada di benaknya.
Komunikator,sebelum mengirimkan pesannya, terlebih dahulu mengemasnya dalam bentuk yang di anggap sesuai dan dapat di terima serta di mengerti oleh komunikan. pengemasan pesan di sebut dengan econding-econding secara harfiah berarti memasukkan dalam kode, dengan enconding komunikator memasukkan atau mengungkapkan perasaanya di dalam kode atau lambang dalam bentuk kata-kata atau non kata, misalnya raut wajah atau gerak gerik tubuh.
Setelah pesan di sampaikan kepada komunikan, apabila ada feedback, komunikan akan bertindak sebagai komunikator, yaitu memasukkan kode yang di sebut sebagai decoding untuk di sampaikan kembali kepada komunikator.


Proses komunikasi mempunyai dua model,yaitu model linier dan model sirkuler:

1.       Model linier
Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri atas dua garis lurus, bahwa proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan.
Contohnya formula lasswell, formula ini di kenal dengan rumusan cara untuk menggambarkan dengan tepat dengan sebuah tindak komunikasi yaitu, dengan menjawab pertanyaan berikut:
1.               Who (siapa)
2.               Says what (mengatakan apa)
3.               In which chanel (dengan saluran yang mana)
4.               To whom (kepada siapa)
5.               With what effect (dengan efek seperti apa)
2        .Model Sirkuler
Model sikuler di tandai dengan adanya unsur feedback. dengan demikian proses komunikasi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain, jadi proses komunikasi sirkuler itu berbalik satu lingkaran penuh.
Model ini menunjukkan dengan adanya arus dari satu orang atau kelompok kepada orang atau kelompok lainnya, melalui umpan balik/feedback. kembali kepada orang semula, membuat loop/balikan atau putaran penutup. balikan bermula pada saat seseorang atau pengirim (sender) mempunyai pesan yang akan di komunikasikan, pertama-tama pengirim sender menulis pesan dan memberi arti dengan harapan pesannya dapat di mengerti. pengirim selanjutnya pengirim pesan atau menyampaikannya melalui saluran (chanel) baik melalui saluran formal maupun informal di antara dua pihak dengan menggunakan media atau perantara misalnya face to face berbicara tatap muka, telpon maupun internet dan memo.
Penerima kemudian menerima pesan itu dan mencoba memahaminya dengan cara menguraikan isi pesan yang telah di terimanya untuk itu harus mendengarkan dengan baik apabila pesan di sampaikan secara tertulis penerima memberitahu kepada pengirim pesan dengan memberikan umpan balik bahwa pesan telah di terima.
Dalam banyak hal komunikasi sering mengalami gangguan yang mengalami penghambat komunikasi sehingga dapat menguranggi keakuratan/ketepatan pesan yang di sampaikan.misalnya pesan tertulis yang di sampaikan tidak jelas, pesan yang di uraikan tidak menyeluruh, media yang di gunakan untuk mnyampaikan gangguan, atau unsur waktu yang menekan.

D.BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
Selanjutnya bentuk komunikasi yang akan di bahas adalah komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
1.       Komunikasi Verbal
Dalam komunikasi verbal, informasi di sampaikan secara verbal atau lisan, proses penyampaian imformasi secara lisan inilah yang di namakan berbicara.  kualitas proses komunikasi verbal ini sering di tentukan oleh intonasi suara dan ekspresi raut muka serta gerakan tubuh atau body language. maksudnya kata-kata yang di ucapkan akan lebih jelas apabila di sampaikan dengan intonasi suara, mimik dan gerakan yang tepat.
Dalam kehidupan sehari-hari, penyampaian dan penerimaan pesan yang menggunakan kata-kata sering juga menggunakan tulisan, meskipun dalam bentuk tulisan, bahasa yang di pakai adalah bahasa lisan. dalam organisasi, media verbal, seperti bulletin, pamflet, leaflet mempunyai hubungan personal yang tinggi dan mempunyai peluang yang dapat langsung memberikan umpan balik seperti diskusi dan tatap muka. demikian juga, dengan dokumen organisasi lainya yang di terbitkan secara berkala yang isinya mengenai keinginan para pegawai berkenaan dengan cara menyusun rencana kerja organisasi ,baik bisnis maupun non bisnis dengan segala permasalahannya. dokumen ini berperan penting dalam mengomunikasikan berita-berita yang mempunyai nilai tersendiri bagi karyawan.
Buku pegangan pegawai yang berisi informasi, latar belakang organisasi, dan bisnis perusahaan serta peraturan-peraturan yang menyertainya dapat di gunakan untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan.
2.       Komunikasi non Verbal (Nonverbal Communication)
Dalam komunikasi non verbal,imformasi di sampaikan dengan menggunakan isyarat (gestures) gerak-gerik (movement) suatu barang, waktu, cara berpakaian atau sesuatu yang dapat menunjukkan suasana hati atau perasaan pada saat tertentu.
Beberapa komunikasi non verbal adalah sebagai berikut:
1. Cara berpakaian, komunikasi dengan penampilan,kita sering mendengar pernyataan ’pakaian menunjukkan apakah ia laki-laki atau perempuan dan mungkin akan memperhatikan bahwa model pakaian mengomunikasikan sesuatu.
2. Waktu, mekanisme lainnya dalam komunikasi non verbal dalam suatu organisasi adalah penggunaan waktu, misalnya pada saat akan pergi ke dokter. biasanya kita akan memperhatikan waktu dan di sana biasanya di sediakan ruang tunggu, mengapa kita harus menunggu dokter itu? karena ia mempunyai keahlian khusus yang akan dapat meningkatkan pendapatannya dengan memberikan pelayanan, akibatnya waktunya telah di atur sedemikian rupa agar efisien dan menyenangkan.
3. Menggunakan tempat: seperti waktu, tempat menyebabkan komunikasi menjadi penting. misalnya kepada biro tentu menduduki meja kerja yang besar dalam suatu ruangan besar dengan ukuran dan bentuk-bentuk tertentu yang biasa di sebut meja biro, para staf atau pegawai biasa menduduki meja dengan ukuran yang lebih kecil di ruangan besama-sama dengan rekan lainnya.

BAB II NEGOSIASI
A. PENGERTIAN NEGOSIASI
Dalam suatu proses negosiasi, selalu ada dua belah pihak yang berlawanan atau berbeda sudut pandangnya. Agar dapat menemukan titik temu atau kesepakatan, kedua belah pihak perlu bernegosiasi. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak – pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal. Negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk di dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu.
Menurut Hartman dalam buku karya Purwanto yang berjudul Komunikasi Bisnis, pengertian negosiasi dapat berbeda-beda tergantung dari sudut pandang siapa yang terlibat dalam bernegosiasi. Dalam hal ini, ada dua pihak yang berkepentingan dalam bernegosiasi, yaitu pembeli dan penjual. Hartman menegaskan bahwa negosiasi merupakan suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah yang sama.
Selain untuk memperoleh kesepakatan kedua belah pihak, menurut Thong, alasan bernegosiasi adalah untuk mendapatkan sebuah keuntungan atau menghindarkan kerugian atau memecahkan problem yang lain. Untuk mendapatkan suatu kesepakatan kedua belah pihak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain (Purwanto, 2006: 251) :
1. Persiapan yang cermat.
2. Persentasi dan evaluasi yang jelas mengenai posisi kedua belah pihak.
3.Keterampilan, pengalaman, motivasi, pikiran yang terbuka.
4. Pendekatan yang logis untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling menguntungkan dan saling menghormati.
5. Kemauan untuk membuat konsensi untuk mencapai kesepakatan melalui kompromi bila terjadi kemacetan.
B. PROSES BERNEGOSIASI
Proses negosiasi bukanlah proses sesaat kemudian dapat dengan segera diperoleh hasilnya. Oleh karena itu negosiasi merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu atau terus-menerus hingga tercapai suatu kesepakatan bagi kedua belah pihak. Persiapan yang baik sebelum bernegosiasi merupakan salah satu kunci sukses bernegosiasi.
negosiasi adalah hasil yang diharapkan dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu alasan utama mengapa seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran sangatlah penting sebagai arahan atau petunjuk dalam bernegosiasi. Ada dua jenis sasaran dalam bernegosiasi, yaitu sasaran ideal dan sasaran dasar (batas minimal yang dapat dicapai).
Strategi negosiasi yang merupakan cara untuk mencapai tujuan bernegosiasi. Untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak memang diperlukan strategi yang tepat. Antara lain :
1. Strategi Kooperatif
·  Sasarannya mencapai kesepakatan kedua belah pihak
·  Memakai semboyan win-win solution
·  Mempercayai pihak lawan
·  Melakukan kompromi jika diperlukan dan timbal balik
·  Menciptakan landasan dan kepentingan bersama
2. Strategi Kompetitif
·  Sasaran strateginya adalah mengalahkan lawan
·  Tidak mempercayai lawan dan siap bertarung
·  Menuntut sebuah konsesi, menegaskan posisi, dan melancarkan tekanan.
·  Tidak memberikan apa-apa dan menghabiskan semuanya

3. Strategi Analitis
·                Mempunyai filosofi bahwa seorang negosiator adalah pemecah masalah, bukan seorang petarung
·                Memandang negosiasi sebagai bentuk latihan dalam memecahkan masalah, dan bukannya sebagai permainan
·                Berusaha kreatif dan bersama-sama mencari alternatif solusinya
·                Menggunakan kriteria yang objektif dalam mengambil keputusan
·                Membuat alasan yang rasional dan bukan atas dasar perasaan
Proses negosiasi merupakan suatu proses tawar-menawar yang diharapkan mampu menghasilkan suatu kesepakatan dikedua belah pihak yang saling menguntungkan. Menurut Casse dalam proses negoasiasi ada enam tahapan penting yang perlu diperhatikan, antara lain :
1.Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan peranan atau tindakan yang diperlukan agar mencapai sukses dalam bernegosiasi
Implementasi negosiasi memiliki beberapa komponen penting, antara lain :
2.Taktik cara anda
Adalah bahwa Anda tahu tujuan yang ingin dicapai, Anda bersikeras dan memaksa pihak lawan agar percaya bahwalah Anda yang benar dan Anda terus menekan
3.Taktik bekerja sama
Taktik ini menegaskan bahwa Anda mau mendengarkan pihak lawan dan mengetahui apa yang ada di benak mereka, Andalah yang memutuskan untuk bersikap reaktif(bukan proaktif) siap bekerjasama.


4.Taktik tidak bertindak apa-apa
Taktik ini merupakan sikap keras kepala dalam bernegosiasi. Dalam hal ini Anda tetap bersikukuh pda pendirian dan tidak mudah berubah.
5.Taktik melangkah ke tujuan lain
Taktik ini menuntut Andalah yang harus aktif menggeser suatu persoalan ke persoalan lain.
6.Tahap Peninjauan Negosiasi
Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Ada beberapa alasan penting mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu dilakukan, antara lain:
·         Untuk memeriksa apakah Anda sudah mencapai tujuan anda
·         Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman yang            sangat berharga bagi seorang negosiator
·           Jika ya, maka pastikan apa yang sudah Anda lakukan dengan baik dan bangunlah kesuksesan Anda.

B. KETRAMPILAN NEGOSIASI
Keberhasilan atau kesuksesan dalam bernegosiasi dapat ditentukan oleh berbagai faktor penting,diantaranya adalah keterampilan seseorang negosiator dalam bernegosiasi dengan pihak lawan negosiasi. Menurut Hartman ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam ketrampilan bernegosiasi (negotiation skills)antara lain.
1.       Persiapan
Persiapan yang baik merupakan salah satu kunci sukses negosiasi. Tanpa persiapan yang baik,hasil yang diperoleh dalam bernegosiasi tidak akan memuaskan kedua belah pihak atau bahkan mengalami kegagalan yang pada akhirnya menimbulkan kekecewaan bagi kedua belah pihak.
2.       Memulai Negosiasi
Bagaimana memulai bernegosiasi? Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam memulai bernegosiasi,antara lain: memilih waktu yang tepat, tempat yang tepat, pengaturan tempat duduk yang tepat, menciptakan suasana yang positif dan santai, menetapkan agenda, meumusakn tawaran / posisi pembuka, menghadapi konflik, berkomunikasi secar efektif, meningkatkan ketrampilan mendengarka, peringatan, menciptakan kesepakatan dengan lebih cepat.
3.       Strategi dan teknik
Menurut kamus Webster, strategi dapat mendefinisikan sebagai rencana atau metode yang teliti atau tipu daya cerdik. Sedangkan yang dimaksud dengan taktik lebih mengacu pada setiap metode yng digunakan untuk mencapai tujuan,yaitu mencapai kesepakatan dalam bernegosiasi. Baik strategi maupun taktik menuntut ketrampilan khusus dalam bernegosiasi. Negosiasi yang sukses bukan saja hasil dari perencanaan atau persiapan yang baik, tetapi juga implementsi yang baik dari sebuah negosiasi.
4.       Kompromi
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa proses bernegosiasi melibatkan kedua belah pihak. Kompromi merupakan salah satu upaya menuju pencapaian kesepakatan kedua belah pihak dalam bernegosiasi. Dalam upaya menu kompromi, seseorang negosiator menyajikan kerangka dasar atau garis besarnya terlebih dulu, kemudian melangkah pada perbedaan kedua belah pihak secara lebih spesifik, dan akhirnya disajikan pernyataan yang bersifat penilaian untuk mendukung posisi mereka sendiri.
5.       Menghindari kesalahan taktis
Bagaimana seorang negosiator harus menghindari kesalahan taktis? Agar negosiasi sukses, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dihindari dalam melakukan negosiasi, antara lain: mengajukan permintaan awal yang tidak logis (permintaan tinggi untuk penjual dan permintaan rendah untuk pembeli), membuat konsesi  bebas, memulai tanpa daftar penawaran, melakukan negosiasi terlalu cepat,bernegosiasi saat terkejut,menghargai tawaran yang tidak masuk akal, takut diam, marah, tidak menuliskan hasil negosiasi, bernegosiasi pada saat lelah, mengecewakan bos Anda, dan memaksakan bernegosiasi.

C. TIPE-TIPE NEGOSIATOR
Pemahaman yang baik terhadap karakteristik atau ciri-ciri berbagai macam negosiator akan membantu mempermudah Anda dalam menentukan strategi bernegosiasi. Menurut Casse, ada empat tipe negosiator (types of negotiator) yaitu; negosiator curang, negosiator profesioal, negosiator bodoh, dan negosiator naïf. Masing-masing tipe negosiator dapat dijelaskan berikut ini:
1. Negosiator curang
Harus berhati-hati berhadapan dengan seorang negosiator yang curang karena pada dasarnya yang terlintas dalam benak pikirannya adalah bagaimana memenangkan negosiasi dan mengalahkan anda. Yang penting bagi negosiator curang adalah dapat memenangkan negosiasinya.
2. Negosiator Profesional
Seorang negosiator yang profesional akan tahu apa yang sedang dinegosiasikan, dan tahu bagaimana memperoleh apa yang diinginkannya. Ia memiliki pengetahuan dan ketrampilan bernegosiasi dengan baik. Yang tak kalah pentingnya adalah ia tahu banyak hal tentang lawan negosiasinya.
3. Negosiator bodoh
Seorang negosiator yang bodoh cenderung menghendaki kekalahan untuk kedua belah pihak. Tidak peduli apapun yang anda lakukan, ia akan berusaha sekuat tenaga agar tidak ada yang bisa menang. Yang penting baginya tidak ada yang menang dalam negosiasi. Oleh karena  itu, untuk menghadapi negosiator macam ini, anda harus memahami apa yang sebenarnya terjadi di balik perilaku pihak lawan yang berpura-pura bodoh tersebut. Jika ia takut kalah, yakinkanlah agar ia memiliki motivasi yang kuat untuk bernegosiasi dengan baik. Jika ia tidak tahu, berilah pengertian yang sejelas-jelasnya, sehingga ia memahaminya dengan baik. Jika ia merasa terancam, maka bersikaplah arif dan bijak dalam bernegosiasi.
4. Negosiator Naif
Pada umumnya ia adalah negosiator yang tidak siap bernegosiasi, tidak tahu pokok persoalan yang akan dinegosiasikan, bahkan cenderung percaya begitu saja pada pihak lawan negosiasinya. Kalau perlu, ia bersedia memberikan apa saja yang diminta oleh pihak negosiasinya. Dengan seorang negosiator yang naïf, pihak lawan jelas dapat menang dengan mudah. Namun, pihak lawan sebaiknya tetap harus lebih berhati-hati, karena bukan tidak mungkin ia sedang menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahui pihak lawan negosiasinya. Ia bisa juga menyetujui apa yang diinginkan pihak lawan negosiasi, karena ia mempunyai tujuan lain yang menurutnya sangat berarti baginya.













BAB III
A. KESIMPULAN
Menurut Oliver, negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai kesepakatan bersama. Sementara itu Casse,negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama.
proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama kedua belah pihak yang terlibat dalam negosiasi.
menurut Casse, ada tiga tahapan penting dalam bernegosiasi, yaitu tahap perencanaan (sebelum negosiasi), tahap implementasi (selama negosiasi), dan tahap peninjauan (setelah negosiasi). Menurut Casse dalam proses negoasiasi ada enam tahapan penting yang perlu diperhatikan, antara lain : (1) persiapan, (2) kontak pertama, (3) konfrontasi, (4) Kompromi, (5) Solusi, (6) konsolidasi.
Seorang negosiator dapat melakukan berbagai peran penting dalam bernegosiasi, antara lain : Berperan sebagai seorang pemimpin, faktual, analitis, reliasional, intuitif.
Ada empat tipe negosiator, yaitu negosiator curang, negosiator professional, negosiator bodoh dan negosiator naïf.


B. DAFTAR PUSTAKA

http://irsanedition.blogspot.co.id/2013/04/bab-i-pendahuluan-1.htmlMAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN DAN KOMUNIKASI BISNIS
“komunikasi dalam kelompok dan negosiasi”

OLEH KELOMPOK XIII:
1.Ryan Yuniawan (13423163)
2.Fathul Aziz (13423055)
3.Isnaini Nururrosida
4.Maria Martiani
5.Annissa Nurhanifah Hariyadi
6.Ega Sabtina
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Manajemen Pemasaran dan Komunikasi Bisnis
Dosen Pengampu: Tulasmi, SEI, MEI



PRODI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
LATAR BELAKANG MASALAH
Komunikasi adalah suatu proses atau kegiatan penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Komunikasi adalah tindakan penting bagi kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interaksi apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi dilakukan manusia baik secara perorangan, kelompok, atau organisasi, karena itulah komunikasi sangat penting untuk kita pelajari.
Sedangkan negosiasi merupakan kegiatan yang tidak lagi terdengar asing di telinga kita, dan Negosiasi itu sendiri merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk di dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu. Namun tidak semua negosiasi yang kita lakukan dapat berjalan sesuai kehendak, ada kala berjalan lancar dan tidak.
Dalam makalah ini penulis ingin memaparkan mengenai segala sesuatu yang berkaitan mengenai komunikasi negosiasi itu sendiri, dan juga makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Manajemen pemasaran komunikasi dan bisnis.








DAFTAR ISI
BAB I: SEKILAS TENTANG KOMUNIKASI
A.   PENGERTIAN KOMUNIKASI

B.   UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

C.   PROSES KOMUNIKASI

D.   BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI

BAB II: NEGOSIASI
A.   PENGERTIAN NEGOSIASI

B.   PROSES BERNEGOSIASI

C.   TIPE-TIPE NEGOSIATOR


BAB III: KESIMPULAN
A.   KESIMPULAN

B.   DAFTAR PUSTAKA





BAB I : SEKILAS TENTANG KOMUNIKASI
A.PENGERTIAN KOMUNIKASI
Dennis murpy dalam bukunya better business communication sebagaimana di kutip oleh Drs.Ig Wursanto (1994) dalam bukunya komunikasi kantor mengatakan communication  is the whole procces reach ather minds (komunikasi adalah seluruh proses yang di gunakan untuk mencapai pikiran-pikiran orang lain) menurut harwood ’communication more tekhnically difined as a process for condaction the memories’ (komuninikasi di definisikan secara lebih tekhnis sebagai suatu proses untuk membangkitkan kembali ingatan-ingatan)
Logman dictionary of contemporary englis h memberikan definisi tentang communicate sebagai upaya untuk membuat pendapat,mengatakan perasaan untuk menyampaikan imformasi dan sebagainya agar di ketahui dan di pahami oleh orang lain(to make opinion, feeling, imformation, etc know of understanding others).arti lain yang juga di kemukan dalam kamus tersebut adalah berbagi (to share) atau bertukar (to exchange) pendapat, perasaan, imformasi dan sebagainya .adapun comunication di artikan sebagai tindakan dan proses berkomunikasi (the actor procces of communicating).
Masih banyak definisi lain selain yang telah di kemukakan, akan tetapi dari sekian banyak definisi yang ada, bisa di sarikan bahwa komunikasi adalah suatu kata yang mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain, yang berupa percakapan biasa, membujuk, mengajar, dan bernegosiasi.

B. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang mutlak harus di penuhi, ketiga unsur komunikasi itu merupakan kesatuan yang utuh dan bulat. apabila salah satu unsur tidak ada, komunikasi tidak akan terjadi dengan demikian, setiap unsur dalam komunikasi mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan satu dengan yang lainnya, artinya keberhasilan komunikasi di tentukan oleh semua unsur tersebut, ketiga unsur komunikasi tersebut itu adalah sebagi berikut.
1.       komunikator (sender/pengirim)
Komunikator (sender) adalah orang yang menyampaikan isi pernyataanya kepada komunikan. komunikator bisa perorangan, kelompok, organisasi pengirim berita.
Tanggung jawab utama dari seorang komunikator (sender/pengirim) adalah:
1.               Mengirim pesan dengan jelas
2.               Memilih saluran atau media (chanel) yang cocok untuk mengirim pesan
3.               Meminta kejelasan bahwa pesan telah di terima dengan baik
Untuk itu, komunikator dalam menyampaikan pesan, imformasi, berita harus memperhatikan orang yang di ajak berkomunikasi, hal yang akan di sampaikan dan cara menyampaikannya. dalam menyampaikan pesan, komunikator harus menyesuaikan dengan tingkat pengetahuan pihak penerima.
2.       komunikan (reciever/penerima)
Komunikan atau penerima adalah partner atau rekan dari komunikator dalam komunikasi, sesuai dengan namanya ia berpran sebagai penerima berita dalam komunikasi, peran pengirim dan penerima selau bergantian sepanjang pembicaraan. penerima mungkin mendengarkan pembicaraan atau menuliskan teks atau menginteprasikan pesan dengan berbagai cara.
Tanggung jawab penerima pesan adalah:
1. Berkonsentrasi pada pesan untuk mengerti dengan baik dan benar akan pesan yang di terima
2. Memberikan umpan balik kepada pengirim untuk memastikan pembicara pengirim bahwa pesan yang telah di terima dan di mengerti. hal ini sangat penting terutama pada pesan yang di kirimkan melalui lisan.
3.       chanel (saluran/media)
Chanel adalah saluran atau jalan yang di lalui oleh isi pernyataan komunikator kepada komunikan, atau jalan yang di lalui feedback komunikan kepada komunikator yang di gunakan oleh pengirim pesan, pesan dapat berupa kata-kata atau tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat di gunakan untuk mengirim melalui berbagai chanel yang berbeda seperti, telepon, televisi, faksimili, fotokopi, hand signal, e-mail, sandi morse, sms dan sebagainya. pemilihan chanel dalam proses komunikasi bergantung pada sifat berita yang akan di sampaikan (wursanto,1994) ada tiga macam bentuk berita yaitu:
1. Berita yang bersifat audible, yaitu berita yang dapat di dengar, baik secara langsung maupun tidak langsung (telepon,radio dan lonceng)
2. Berita yang bersifat visual,yaitu berita yang dapat di lihat,yang berbentuk tulisan, gambar poster serta tanda seperti sinar lampu, bendera dll.
3. Berita yang bersipat audio-visual yaitu berita yang dapat di dengar dan di lihat,baik melalui televisi, film, pameran maupun kesenian.


C.PROSES KOMUNIKASI
Sebelum masuk dalam proses komunikasi dengan komunikan di dalam pikiran komunikator terjadi semacam rangsangan atau stimulus. rangsangan ini terjadi karena faktor di luar dirinya, atau karena adanya faktor di dalam dirinya menyampaikan pesan dari dirinya sendiri,yaitu hasil olahan pikiran yang ada di benaknya.
Komunikator,sebelum mengirimkan pesannya, terlebih dahulu mengemasnya dalam bentuk yang di anggap sesuai dan dapat di terima serta di mengerti oleh komunikan. pengemasan pesan di sebut dengan econding-econding secara harfiah berarti memasukkan dalam kode, dengan enconding komunikator memasukkan atau mengungkapkan perasaanya di dalam kode atau lambang dalam bentuk kata-kata atau non kata, misalnya raut wajah atau gerak gerik tubuh.
Setelah pesan di sampaikan kepada komunikan, apabila ada feedback, komunikan akan bertindak sebagai komunikator, yaitu memasukkan kode yang di sebut sebagai decoding untuk di sampaikan kembali kepada komunikator.


Proses komunikasi mempunyai dua model,yaitu model linier dan model sirkuler:

1.       Model linier
Model ini mempunyai ciri sebuah proses yang hanya terdiri atas dua garis lurus, bahwa proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan.
Contohnya formula lasswell, formula ini di kenal dengan rumusan cara untuk menggambarkan dengan tepat dengan sebuah tindak komunikasi yaitu, dengan menjawab pertanyaan berikut:
1.               Who (siapa)
2.               Says what (mengatakan apa)
3.               In which chanel (dengan saluran yang mana)
4.               To whom (kepada siapa)
5.               With what effect (dengan efek seperti apa)
2        .Model Sirkuler
Model sikuler di tandai dengan adanya unsur feedback. dengan demikian proses komunikasi tidak berawal dari satu titik dan berakhir pada titik yang lain, jadi proses komunikasi sirkuler itu berbalik satu lingkaran penuh.
Model ini menunjukkan dengan adanya arus dari satu orang atau kelompok kepada orang atau kelompok lainnya, melalui umpan balik/feedback. kembali kepada orang semula, membuat loop/balikan atau putaran penutup. balikan bermula pada saat seseorang atau pengirim (sender) mempunyai pesan yang akan di komunikasikan, pertama-tama pengirim sender menulis pesan dan memberi arti dengan harapan pesannya dapat di mengerti. pengirim selanjutnya pengirim pesan atau menyampaikannya melalui saluran (chanel) baik melalui saluran formal maupun informal di antara dua pihak dengan menggunakan media atau perantara misalnya face to face berbicara tatap muka, telpon maupun internet dan memo.
Penerima kemudian menerima pesan itu dan mencoba memahaminya dengan cara menguraikan isi pesan yang telah di terimanya untuk itu harus mendengarkan dengan baik apabila pesan di sampaikan secara tertulis penerima memberitahu kepada pengirim pesan dengan memberikan umpan balik bahwa pesan telah di terima.
Dalam banyak hal komunikasi sering mengalami gangguan yang mengalami penghambat komunikasi sehingga dapat menguranggi keakuratan/ketepatan pesan yang di sampaikan.misalnya pesan tertulis yang di sampaikan tidak jelas, pesan yang di uraikan tidak menyeluruh, media yang di gunakan untuk mnyampaikan gangguan, atau unsur waktu yang menekan.

D.BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI
Selanjutnya bentuk komunikasi yang akan di bahas adalah komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
1.       Komunikasi Verbal
Dalam komunikasi verbal, informasi di sampaikan secara verbal atau lisan, proses penyampaian imformasi secara lisan inilah yang di namakan berbicara.  kualitas proses komunikasi verbal ini sering di tentukan oleh intonasi suara dan ekspresi raut muka serta gerakan tubuh atau body language. maksudnya kata-kata yang di ucapkan akan lebih jelas apabila di sampaikan dengan intonasi suara, mimik dan gerakan yang tepat.
Dalam kehidupan sehari-hari, penyampaian dan penerimaan pesan yang menggunakan kata-kata sering juga menggunakan tulisan, meskipun dalam bentuk tulisan, bahasa yang di pakai adalah bahasa lisan. dalam organisasi, media verbal, seperti bulletin, pamflet, leaflet mempunyai hubungan personal yang tinggi dan mempunyai peluang yang dapat langsung memberikan umpan balik seperti diskusi dan tatap muka. demikian juga, dengan dokumen organisasi lainya yang di terbitkan secara berkala yang isinya mengenai keinginan para pegawai berkenaan dengan cara menyusun rencana kerja organisasi ,baik bisnis maupun non bisnis dengan segala permasalahannya. dokumen ini berperan penting dalam mengomunikasikan berita-berita yang mempunyai nilai tersendiri bagi karyawan.
Buku pegangan pegawai yang berisi informasi, latar belakang organisasi, dan bisnis perusahaan serta peraturan-peraturan yang menyertainya dapat di gunakan untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan.
2.       Komunikasi non Verbal (Nonverbal Communication)
Dalam komunikasi non verbal,imformasi di sampaikan dengan menggunakan isyarat (gestures) gerak-gerik (movement) suatu barang, waktu, cara berpakaian atau sesuatu yang dapat menunjukkan suasana hati atau perasaan pada saat tertentu.
Beberapa komunikasi non verbal adalah sebagai berikut:
1. Cara berpakaian, komunikasi dengan penampilan,kita sering mendengar pernyataan ’pakaian menunjukkan apakah ia laki-laki atau perempuan dan mungkin akan memperhatikan bahwa model pakaian mengomunikasikan sesuatu.
2. Waktu, mekanisme lainnya dalam komunikasi non verbal dalam suatu organisasi adalah penggunaan waktu, misalnya pada saat akan pergi ke dokter. biasanya kita akan memperhatikan waktu dan di sana biasanya di sediakan ruang tunggu, mengapa kita harus menunggu dokter itu? karena ia mempunyai keahlian khusus yang akan dapat meningkatkan pendapatannya dengan memberikan pelayanan, akibatnya waktunya telah di atur sedemikian rupa agar efisien dan menyenangkan.
3. Menggunakan tempat: seperti waktu, tempat menyebabkan komunikasi menjadi penting. misalnya kepada biro tentu menduduki meja kerja yang besar dalam suatu ruangan besar dengan ukuran dan bentuk-bentuk tertentu yang biasa di sebut meja biro, para staf atau pegawai biasa menduduki meja dengan ukuran yang lebih kecil di ruangan besama-sama dengan rekan lainnya.

BAB II NEGOSIASI
A. PENGERTIAN NEGOSIASI
Dalam suatu proses negosiasi, selalu ada dua belah pihak yang berlawanan atau berbeda sudut pandangnya. Agar dapat menemukan titik temu atau kesepakatan, kedua belah pihak perlu bernegosiasi. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak – pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan. Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal. Negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk di dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu.
Menurut Hartman dalam buku karya Purwanto yang berjudul Komunikasi Bisnis, pengertian negosiasi dapat berbeda-beda tergantung dari sudut pandang siapa yang terlibat dalam bernegosiasi. Dalam hal ini, ada dua pihak yang berkepentingan dalam bernegosiasi, yaitu pembeli dan penjual. Hartman menegaskan bahwa negosiasi merupakan suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah yang sama.
Selain untuk memperoleh kesepakatan kedua belah pihak, menurut Thong, alasan bernegosiasi adalah untuk mendapatkan sebuah keuntungan atau menghindarkan kerugian atau memecahkan problem yang lain. Untuk mendapatkan suatu kesepakatan kedua belah pihak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain (Purwanto, 2006: 251) :
1. Persiapan yang cermat.
2. Persentasi dan evaluasi yang jelas mengenai posisi kedua belah pihak.
3.Keterampilan, pengalaman, motivasi, pikiran yang terbuka.
4. Pendekatan yang logis untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling menguntungkan dan saling menghormati.
5. Kemauan untuk membuat konsensi untuk mencapai kesepakatan melalui kompromi bila terjadi kemacetan.
B. PROSES BERNEGOSIASI
Proses negosiasi bukanlah proses sesaat kemudian dapat dengan segera diperoleh hasilnya. Oleh karena itu negosiasi merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu atau terus-menerus hingga tercapai suatu kesepakatan bagi kedua belah pihak. Persiapan yang baik sebelum bernegosiasi merupakan salah satu kunci sukses bernegosiasi.
negosiasi adalah hasil yang diharapkan dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu alasan utama mengapa seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran sangatlah penting sebagai arahan atau petunjuk dalam bernegosiasi. Ada dua jenis sasaran dalam bernegosiasi, yaitu sasaran ideal dan sasaran dasar (batas minimal yang dapat dicapai).
Strategi negosiasi yang merupakan cara untuk mencapai tujuan bernegosiasi. Untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak memang diperlukan strategi yang tepat. Antara lain :
1. Strategi Kooperatif
·  Sasarannya mencapai kesepakatan kedua belah pihak
·  Memakai semboyan win-win solution
·  Mempercayai pihak lawan
·  Melakukan kompromi jika diperlukan dan timbal balik
·  Menciptakan landasan dan kepentingan bersama
2. Strategi Kompetitif
·  Sasaran strateginya adalah mengalahkan lawan
·  Tidak mempercayai lawan dan siap bertarung
·  Menuntut sebuah konsesi, menegaskan posisi, dan melancarkan tekanan.
·  Tidak memberikan apa-apa dan menghabiskan semuanya

3. Strategi Analitis
·                Mempunyai filosofi bahwa seorang negosiator adalah pemecah masalah, bukan seorang petarung
·                Memandang negosiasi sebagai bentuk latihan dalam memecahkan masalah, dan bukannya sebagai permainan
·                Berusaha kreatif dan bersama-sama mencari alternatif solusinya
·                Menggunakan kriteria yang objektif dalam mengambil keputusan
·                Membuat alasan yang rasional dan bukan atas dasar perasaan
Proses negosiasi merupakan suatu proses tawar-menawar yang diharapkan mampu menghasilkan suatu kesepakatan dikedua belah pihak yang saling menguntungkan. Menurut Casse dalam proses negoasiasi ada enam tahapan penting yang perlu diperhatikan, antara lain :
1.Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan peranan atau tindakan yang diperlukan agar mencapai sukses dalam bernegosiasi
Implementasi negosiasi memiliki beberapa komponen penting, antara lain :
2.Taktik cara anda
Adalah bahwa Anda tahu tujuan yang ingin dicapai, Anda bersikeras dan memaksa pihak lawan agar percaya bahwalah Anda yang benar dan Anda terus menekan
3.Taktik bekerja sama
Taktik ini menegaskan bahwa Anda mau mendengarkan pihak lawan dan mengetahui apa yang ada di benak mereka, Andalah yang memutuskan untuk bersikap reaktif(bukan proaktif) siap bekerjasama.


4.Taktik tidak bertindak apa-apa
Taktik ini merupakan sikap keras kepala dalam bernegosiasi. Dalam hal ini Anda tetap bersikukuh pda pendirian dan tidak mudah berubah.
5.Taktik melangkah ke tujuan lain
Taktik ini menuntut Andalah yang harus aktif menggeser suatu persoalan ke persoalan lain.
6.Tahap Peninjauan Negosiasi
Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Ada beberapa alasan penting mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu dilakukan, antara lain:
·         Untuk memeriksa apakah Anda sudah mencapai tujuan anda
·         Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman yang            sangat berharga bagi seorang negosiator
·           Jika ya, maka pastikan apa yang sudah Anda lakukan dengan baik dan bangunlah kesuksesan Anda.

B. KETRAMPILAN NEGOSIASI
Keberhasilan atau kesuksesan dalam bernegosiasi dapat ditentukan oleh berbagai faktor penting,diantaranya adalah keterampilan seseorang negosiator dalam bernegosiasi dengan pihak lawan negosiasi. Menurut Hartman ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam ketrampilan bernegosiasi (negotiation skills)antara lain.
1.       Persiapan
Persiapan yang baik merupakan salah satu kunci sukses negosiasi. Tanpa persiapan yang baik,hasil yang diperoleh dalam bernegosiasi tidak akan memuaskan kedua belah pihak atau bahkan mengalami kegagalan yang pada akhirnya menimbulkan kekecewaan bagi kedua belah pihak.
2.       Memulai Negosiasi
Bagaimana memulai bernegosiasi? Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam memulai bernegosiasi,antara lain: memilih waktu yang tepat, tempat yang tepat, pengaturan tempat duduk yang tepat, menciptakan suasana yang positif dan santai, menetapkan agenda, meumusakn tawaran / posisi pembuka, menghadapi konflik, berkomunikasi secar efektif, meningkatkan ketrampilan mendengarka, peringatan, menciptakan kesepakatan dengan lebih cepat.
3.       Strategi dan teknik
Menurut kamus Webster, strategi dapat mendefinisikan sebagai rencana atau metode yang teliti atau tipu daya cerdik. Sedangkan yang dimaksud dengan taktik lebih mengacu pada setiap metode yng digunakan untuk mencapai tujuan,yaitu mencapai kesepakatan dalam bernegosiasi. Baik strategi maupun taktik menuntut ketrampilan khusus dalam bernegosiasi. Negosiasi yang sukses bukan saja hasil dari perencanaan atau persiapan yang baik, tetapi juga implementsi yang baik dari sebuah negosiasi.
4.       Kompromi
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa proses bernegosiasi melibatkan kedua belah pihak. Kompromi merupakan salah satu upaya menuju pencapaian kesepakatan kedua belah pihak dalam bernegosiasi. Dalam upaya menu kompromi, seseorang negosiator menyajikan kerangka dasar atau garis besarnya terlebih dulu, kemudian melangkah pada perbedaan kedua belah pihak secara lebih spesifik, dan akhirnya disajikan pernyataan yang bersifat penilaian untuk mendukung posisi mereka sendiri.
5.       Menghindari kesalahan taktis
Bagaimana seorang negosiator harus menghindari kesalahan taktis? Agar negosiasi sukses, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dihindari dalam melakukan negosiasi, antara lain: mengajukan permintaan awal yang tidak logis (permintaan tinggi untuk penjual dan permintaan rendah untuk pembeli), membuat konsesi  bebas, memulai tanpa daftar penawaran, melakukan negosiasi terlalu cepat,bernegosiasi saat terkejut,menghargai tawaran yang tidak masuk akal, takut diam, marah, tidak menuliskan hasil negosiasi, bernegosiasi pada saat lelah, mengecewakan bos Anda, dan memaksakan bernegosiasi.

C. TIPE-TIPE NEGOSIATOR
Pemahaman yang baik terhadap karakteristik atau ciri-ciri berbagai macam negosiator akan membantu mempermudah Anda dalam menentukan strategi bernegosiasi. Menurut Casse, ada empat tipe negosiator (types of negotiator) yaitu; negosiator curang, negosiator profesioal, negosiator bodoh, dan negosiator naïf. Masing-masing tipe negosiator dapat dijelaskan berikut ini:
1. Negosiator curang
Harus berhati-hati berhadapan dengan seorang negosiator yang curang karena pada dasarnya yang terlintas dalam benak pikirannya adalah bagaimana memenangkan negosiasi dan mengalahkan anda. Yang penting bagi negosiator curang adalah dapat memenangkan negosiasinya.
2. Negosiator Profesional
Seorang negosiator yang profesional akan tahu apa yang sedang dinegosiasikan, dan tahu bagaimana memperoleh apa yang diinginkannya. Ia memiliki pengetahuan dan ketrampilan bernegosiasi dengan baik. Yang tak kalah pentingnya adalah ia tahu banyak hal tentang lawan negosiasinya.
3. Negosiator bodoh
Seorang negosiator yang bodoh cenderung menghendaki kekalahan untuk kedua belah pihak. Tidak peduli apapun yang anda lakukan, ia akan berusaha sekuat tenaga agar tidak ada yang bisa menang. Yang penting baginya tidak ada yang menang dalam negosiasi. Oleh karena  itu, untuk menghadapi negosiator macam ini, anda harus memahami apa yang sebenarnya terjadi di balik perilaku pihak lawan yang berpura-pura bodoh tersebut. Jika ia takut kalah, yakinkanlah agar ia memiliki motivasi yang kuat untuk bernegosiasi dengan baik. Jika ia tidak tahu, berilah pengertian yang sejelas-jelasnya, sehingga ia memahaminya dengan baik. Jika ia merasa terancam, maka bersikaplah arif dan bijak dalam bernegosiasi.
4. Negosiator Naif
Pada umumnya ia adalah negosiator yang tidak siap bernegosiasi, tidak tahu pokok persoalan yang akan dinegosiasikan, bahkan cenderung percaya begitu saja pada pihak lawan negosiasinya. Kalau perlu, ia bersedia memberikan apa saja yang diminta oleh pihak negosiasinya. Dengan seorang negosiator yang naïf, pihak lawan jelas dapat menang dengan mudah. Namun, pihak lawan sebaiknya tetap harus lebih berhati-hati, karena bukan tidak mungkin ia sedang menyembunyikan sesuatu yang tidak diketahui pihak lawan negosiasinya. Ia bisa juga menyetujui apa yang diinginkan pihak lawan negosiasi, karena ia mempunyai tujuan lain yang menurutnya sangat berarti baginya.













BAB III
A. KESIMPULAN
Menurut Oliver, negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai kesepakatan bersama. Sementara itu Casse,negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama.
proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama kedua belah pihak yang terlibat dalam negosiasi.
menurut Casse, ada tiga tahapan penting dalam bernegosiasi, yaitu tahap perencanaan (sebelum negosiasi), tahap implementasi (selama negosiasi), dan tahap peninjauan (setelah negosiasi). Menurut Casse dalam proses negoasiasi ada enam tahapan penting yang perlu diperhatikan, antara lain : (1) persiapan, (2) kontak pertama, (3) konfrontasi, (4) Kompromi, (5) Solusi, (6) konsolidasi.
Seorang negosiator dapat melakukan berbagai peran penting dalam bernegosiasi, antara lain : Berperan sebagai seorang pemimpin, faktual, analitis, reliasional, intuitif.
Ada empat tipe negosiator, yaitu negosiator curang, negosiator professional, negosiator bodoh dan negosiator naïf.


B. DAFTAR PUSTAKA
http://irsanedition.blogspot.co.id/2013/04/bab-i-pendahuluan-1.html

No comments:

Post a Comment